Liburan Lovina, Bedugul dan Denpasar

Liburan natal tahun ini cukup panjang, Kamis, Jumat, Sabtu ijin. 24 libur maulid nabi, 25 libur natal dan tanggal 26 terpaksa dah minta ijin ke bos alasan keluarga berkunjung ke Bali. Dan Alhamdulillah di setujui he..he..he. Kebetulan saya tinggal di Denpasar, dan keluarga tinggal di Jawa Timur. Sehingga, kita berangkat dari 2 titik/lokasi, dan pertemuan pertama ada di Lovina/Singaraja.

Keluarga dari Jawa Timur berangkat tanggal 23 Desember jam 12 ato 1 malam dari kota Sidoarjo. Mereka jalan dan berhenti di pasir putih Situbondo sekitar pukul 9 WIB. Mereka jalan-jalan dan naik perahu untuk lihat ikan-ikan hias di laut. Rombongan saya (anak 1 dan istri 1, driver dan saya sendiri) berangkat kurang lebih jam 10 – 1/2 11 siang tanggal 24 Desember. Perjalanan saya santai, tidak memburu waktu dan beberapa kali berhenti untuk sekedar menikmati pemandangan atau membeli makanan. Dari Denpasar kita jalan naik ke Bedugul kemudian ditunjukkan oleh P. Ngurah, driver sekaligus guide beberapa spot yang menarik. Terutama spot di Puncak Bagus, dimana kita bisa ber selfie ria dengan pemandangan di bawah adalah Danau Tamblingan dan Danau Buyan. Cukup bagus memang pemandangannya. Cuma kita hanya lihat saja, tidak berfoto ria.

Dari situ kita jalan lagi menuju ke Singaraja. Perut sudah agak berteriak, Dan kami tanya ke pak Ngurah ada rekomendasi makanan di sini (Bedugul, puncak Bagus). Beliau bilang untuk makan di daerah sini harus hati-hati, mengingat kami muslim dan beliau menjaga halal nya makan yang akan kami santap. Akhirnya diputuskanlah kita makan di Singaraja, dan sesampainya disana kita juga agak bingung mau makan dimana. Diputuskanlah kita makan di warung padang (terima kasih warung padang telah menyelamatkan perut kami). Setelah selesai makan, kita jalan untuk mencari penginapan yang sudah di booking oleh kakak saya Suma Beach Hotel. Sambil mecari hotel, kami kontak juga dengan rombongan dari Jatim, sudah sampai mana. Mau nyebrang katanya, cuma masih macet. Aku coba tanya ke P. Ngurah, kira-kira kalau sudah mau nyebrang akan sampai di Lovina jam berapa? Berapa jam perjalanannya? Ya paling jelek 2-3 jam lagi lah. Lirik jam di HP menunjukkan jam 2, berarti paling jelek jam 5-6 lah sampai di Lovina. Ok dah, kita masuk hotel dulu setelah agak sedikit nyasar dan akhirnya ketemu. Kita cek in duluan dan pilih kamar yang menurut saya lumayan strategis. Masuklah saya dan anak istri saya untuk istirahat, sambil tetap kontak dengan keluarga.

Jam 6 sore, rombongan keluarga kok belum sampe juga. Eh, belum nyebrang juga ternyata. MasyaAllah macetnya, ampun. Kira-kira sampe jam berapa ya sampe di Lovina. Tunggu punya tunggu, jam 11 malam sampai sodara sodara. Dengan wajah kelelahan namu senang, bongkar muatan dulu sambil siap-siap makan malam. Setelah makan malam selesai tidurlah kita. Sedikit foto saat rekreasi kemarin

Foto Bedugul dari Atas

IMG_20151225_133910IMG_20151225_133942

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Kabut…ASAP….!!!!

Kalo dalam bayanganku, kabut itu indah. Simak saja puisi-puisi para pujangga yang dulu pernah dibacakan saat kita sekolah dasar. Kabut pagi menghiasi datangnya sang mentari… dst..dst… Tapi bayangkan, kabut asap. Bagaimana ya rasanya?? Kita aja menghirup asap pembakaran sampah saja sesak rasanya dada ini. Ini kabut asap, hampir di seluruh kota. Yang masih jadi pertanyaanku adalah, apakah si pembakar hutan ini juga ikut menghirup asap akibat perbuatannya? Bagaimana ya jalan pikiran sang pembakar dan oknum yang menyuruh membakar itu? Mungkin aku hanya bisa bantu komen atau menyumbang apalah yang aku bisa. Tetapi apakah ini saja cukup? Apakah tidak ada penanggulangan untuk tahun-tahun berikutnya agar hal ini tidak terjadi? Semoga Allah mau menurunkan hujan, agar bencana ASAP ini bisa segera berkurang. Dan anak-anak serta orang-orang bisa hidup lebih sehat. Amiin..

kabut dok nasional_news_viva_co_idkabut dok news_metrotvnews_comkabut dok smeaker_comkabut dok www_antaranews_com

Sumber gambar :

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Cantiknya Indonesiaku

Bekerja sebagai auditor, membawaku melintasi hampir seluruh Indonesia, terutama Indonesia bagian timur. Dan mau tak mau, aku menjalani semua meskipun harus berpisah dengan anak dan istri. Tapi pengalaman yang aku dapatkan cukup banyak. Bertemu dengan bayak orang, dari berbagai suku, memahmi karakter mereka dan mencoba masuk ke lingkungan mereka. Dan yang paling berkesan adalah menikmati keindahan setiap kotanya. Memberi daya tarik tersendiri dan memberi memori yang tak terlupakan. Sayang masih belum ada kamera yang menunjang, sebagai dokumentasi ku di blog ini. Sedikit berbagi lewat kamera HP saat perjalanan dari Gowa, Makassar ke Malino. Dari Gowa menuju Makassar, sempatkan mampir di Bili-Bili. Ada bendungan yang cukup besar (Gambar 1, sebelah kiri). Disitu banyak penjual makanan. Coba saja ikan goreng (sayang lupa namanya), bentuknya kecil-kecil. Rasanya uenak banget, sampe nasi nggak berasa nambah 3 kali.

Jangan lupa, di Malino ada obyek wisata juga. Harus mampir ke kebun the Malino (Gambar 2, tengah). Butuh waktu kurang lebih seharian untuk menikmatinya. Menikmati teh hangat atau jus buah sambil menikmati indahnya pemandangan kebun teh, cukup menenangkan. Kemudian ada air terjun takapala, buat yang suka berendam. Tapi jangan tanya dinginnya. brrrrrr…… Mantab dinginnya.

Bendungan Bili-BiliKebun Teh MalinoAir Terjun Takapala

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Hanya Mengetes

Cuma  mau ngetes, ngetik dari live writer…..

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Out Of The Box…

Terkadang kita merasa nyaman dengan kondisi kita sekarang ini. Karena memang kita berada di zona nyaman, bahkan sangat nyaman, yang bisa membuat orang menjadi lupa untuk mencoba seusatu yang baru, mencoba tantangan yang baru. Contoh adalah salah satu teman, dia sekarang membuka usaha percetakan di daerah Sidoarjo. Sebelumnya, dia adalah karyawan perusahaan besar, Maspion. Istri juga bekerja sebagai staff di salah satu PJTKI yang besar di Jawa Timur. Tetapi, mereka memilih resign dari tempat kerjanya. Orang awam melihat, kenapa dengan orang ini? Bukankah enak bekerja di perusahaan besar? Menerima gaji bulanan yang pasti? Kok malah memilih membuka usaha percetakan yang belum tentu jelas penghasilannya.

Tapi itulah faktanya, mereka fokus dan berusaha membesarkan usaha mereka. Sehingga, sampe sekarang usahanya bisa berkembang. Bahkan kalo boleh aku bilang, pendapatan mereka melebihi daripada saat mereka bekerja di perusahaan orang lain. Kemudian ada salah satu klien yang menjabat sebagai manajer operasional di salah satu pengelola mall di Indonesia bagian Timur. Jangan ditanya gaji, bonus dan fasilitas yang didapat. Pasti lebih dari cukup, bahkan berlebih. Tetapi dia mengundurkan diri dari jabatannya untuk menjadi seorang pendeta. Ya, pendeta. Secara logis, aku berpendapat ada apa dengan orang ini? Apa mereka sudah gila. Ok. Jangankan kedua contoh dari orang lain, aku punya contoh di keluargaku sendiri, adik keponakan. Pintar, selalu rangking, pernah sekolah di ITS tapi ditinggalkannya karena diterima di STAN. Oleh ayahnya (alm) dia diminta untuk memilih STAN saja, karena prospek untuk menjadi pegawai negeri lebih besar. Ya, pandangan orang saat ini masih berpegang bahwa menjadi pegawai negeri itu adalah cita2 dan lebih keren. Sekolahlah dia di STAN, dan karena kecerdasannya, setelah lulus dia ditempatkan di Kantor Pajak Jakarta. Meskipun anak terkecil (dari dua saudara), tapi dia mampu membiayai atau “nyangoni” ibunya. Semua keluarga senang, wah, kita punya sodara di Pajak. Beberapa bulan terakhir dia membuat keputusan yang cukup mengejutkan…

Aku pengen resign dan kembali ke kota kelahiranku, mengikuti suamiku berada dan menemani ibuku. Wow. Sungguh suatu berita yang bikin kita terbelalak. Suaminya (yang pada saat itu masih menjadi calonnya) adalah “hanya” sebagai teknisi komputer yang boleh dibilang penghasilannya pas-pas an. Semua keluarga mengaku kecewa. Kecewa. Tetapi sebagai keluarga kita hanya memberi masukan saja, bahwa pada dasarnya kita keberatan kalau dia resign. Tetapi, semua keputusan kembali lagi pada saudaraku tercinta ini. Bahkan, ibunya pun mengijinkannya meskipun itupun setengah terpaksa. Tetapi ada satu keluarga yang sangat menentang keras, sangat keras. Sehingga sedikit terjadi ketegangan saat itu, meskipun akhirnya merek menyerah. Karena semua ini yang menjalani adalah dirinya. Dan keputusan diambil, dia menikah dan sampai sekarang everything is fine. Aku harap selalu begitu, selamanya baik-baik saja.

Dari ketiga contoh tersebut, terkadang aku memikirkan diriku. Dari Desember 2005 aku bekerja di kantor ini sebagai konsultan dengan gaji yang biasa-biasa saja dan kemampuan finansial yang biasa-biasa saja, aku merasa heran dengan mereka. Kenapa mereka tidak bisa bertahan “cukup” lama di tempatnya bekerja? Atau memang aku yang memang salah? Terlalu nyaman dengan zonaku sekarang ini? Entahlah. Memang terkadang jenuh dan bosan melanda. Tetapi, ini mengasyikkan. Dunia konsultan ini cukup mengasyikkan dan menantang. Aku banyak belajar dari sini, pengalaman. Ya entahlah. Mungkin suatu saat aku menemukan “saat itu” dimana aku harus mencoba yang baru, tantangan baru atau apalah yang baru. Tapi bukan berarti disini aku cukup nyaman, tidak. Tetapi juga aku disini terkadang tidak nyaman juga. Ah entahlah, yang penting kita nikmati saja hidup ini. Dan jalani dengan senyuman, hiasi dengan kenangan terindah. Dan jadikan hidup lebih berwarna.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Sharing about Guitar

Ya, gitar. Sebuah alat musik yang berdawai enam ini sungguh menarik untuk diulas. Dari harganya, kayunya, senarnya, ampli, efek gitar bahkan sang maestro gitarnya pun tidak akan bosan untuk dibahas. Sebut saja misalnya Piyu dengan Gibson nya, Andra Ramadhan dengan PRS nya, ataupun Baim TDC dengan Fender nya, semua memiliki ke khas an dan karakter sendiri.

Saya sendiri sebetulnya tertarik dengan Gibson. Custom gitar elektrik saya yang saya miliki pertama kali adalah model Gibson, dengan bahan kayu jati yang bahannya saya ambil dari bahan pintu rumah ayah saya. Gibson “alakadarnya” itu pun menjadi tempat mencurahkan ekspresi saya yang waktu itu masih SMA. Dipake buat manggung untuk ikut festival ataupun parade, semakin pede saja saya menenteng Gibson saya ini. Waktu berlanjut hingga saya kuliah dan kerja. Gibson saya ini sekarang terbengkalai karena masalah klasik, dana yang terbatas. Mau upgrade pun dananya minim. Nah, setelah saya bekerja baru akhirnya saya memiliki uang sendiri, dan bisa memakai uang itu untuk apapun yang aku sukai, salah satunya adalah membangun Gibson saya.

Dengan Gibson “alakadarnya” dan tambahan uang 300 ribu, saya serahkan semuanya ke teman kampung yang memang jago bikin gitar. Apa daya, sampe sekarang pun tidak ada kabar beritanya. Gibson saya bagaimana rupanya, uang saya dipakai untuk apa, dan progress upgrade gitarnya sampe mana, bahakn teman saya itu sekarang dimana pun aku juga tak tahu. Maklum lah, aku sekarang di Surabaya, kampungku di Nganjuk, 130Km jaraknya. Dan aku sendiripun jarang pulang.

Okelah, aku lupakan masalah itu. Akhirnya, setelah ada dana kurang lebih 1,5 juta, saya mencoba berburu gitar elektrik. Kaskus.com, tokobagus.com adalah sasaran utama. Akhirnya, pucuk dicinta ulam pun tiba. Ada elektrik gitar Washburn Lyon series warna merah yang dijual murah. Aku tawar 500ribu, dan akhirnya dikasih. Senanglah hati. Setelah aku belikan senar dan aku utak atik sedikit, sudah lumayan lah. Di rumah, aku pegang dan aku mainkan. Tapi ada satu yang kurang. Tidak berbunyi, karena memang elektrik, dan saat itu tak ada ampli. Kembalilah media online jadi sasaran. Jatuhlah pada Smarvo dari anak Sumatera seharga 500 ribu. Deal, barang dikirim kurang lebih 3 hari an lah katanya. Sambil menunggu, cari juga efek gitarnya biar lebih lengkap. Pilihan jatuh pada Behringer X-Vamp dari anak Surabaya seharga 400 ribu. Nah, pada saat itu, hari Sabtu, setelah dela efek gitar, datanglah sang Smarvo. Wah, kebetulan sekali. Langsung berisik dan seluruh rumah hehehehe. Sampe sekarang masih seneng mengoleksi efek, ya yang murah meriah saja. Sudah cukup banyak juga tuh efek gitar di rumah, sampe Istri ikut teriak-teriak, buat apa banyak-banyak. Ya pada dasarnya aku pengen coba eksplor dan mencoba bgaiamana sound dari efek tersebut.

Oh iya, ada satu kasus lucu untuk gitarku ini. 4 bulan yang lalu, aku merasa kurang puas dengan performa gitarku. Sedikit keras, berdengung dan ngebuzz (nge fret istilahnya atau nggembret bahasa jawanya). Kontak saja temenku yang memang jago gitar (dia adalah bass player di gerejanya), ada nih P. Engkos sang maestronya. Jago bikin gitar, terutama akustik. Langsung saja deh aku bawa ke tempat workshop nya di dekat Masjid Agung Surabaya. Ketemuan sama asisten P. Engkos, yaitu P. Agus yang sangat jago. Setelah dilihat dari atas, bawah samping, sambil ditanya. Apa keluhannya? Berdengung, keras dan nge buzz aku jawab gitu. Ambil kabel, colok ampli, nyalakan ampli dan… dengung tidak ada. Wah, gak apa-apa gitu lo mas. Waduh, berarti ground rumah saya yang jelek. OK, satu masalah terselesaikan. Lanjut masalah berikutnya. Cek setang, diputer trusrod nya, diputer puter dan…. Wah mas, harus refret nih, karena setelah diputer trustrod nya, tetep saja melengkung setangnya. Dan ini kayaknya bukan hanya melengkung, tetapi bergelombang. Jadi fret lama dicopotin, trus digosok, dan dipasang kembali. Walah parah juga ya. Kok bisa begitu? Hal itu terjadi karena tempat yang lembab, cara penyimpanan yang kurang bener. Ok lah, berapa ongkosnya Mas? 500 ribu.

Waduh, sama dengan harga belinya dong ha..ha..ha.. ya memang sama dengan harga belinya. Tapi setelah di servis, jauh jauh jauh lebih baik dan nyaman digunakan. Dan nyaman pula buat mengekspresikan diri, mantabs…!!!

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Jalan Tol Baru Surabaya Porong…

image

image

image

image

Seperti kita ketahui, sejak musibah lumpur Lapindo menerjang Porong, Sidoarjo mengakibatkan terputusnya jalan tol Waru Gempol. Sehingga jalan satu-satunya ke Malang adalah melewati arteri Porong. Bisa dibayangkan begitu banyaknya kendaraan yang melewati Porong mulai dari Bus, truk, mobil, motor saling berebut berjalan disini.
Tapi pemerintah tidak tinggal diam. Salah satu cara adalah membangun kembali jalan tol yang terputus. Jalan tol baru yang belum selesai dibangun inipun sempat dipaksakan dilewati kendaraan kecuali truk dan bus pada lebaran September kemarin.
Karena penasaran sayapun kemarin (20 September 2011) mencoba melihat kondisi jalannya. Dan inilah beberapa foto fotonya. Semoga saja cepat selesai dan segera bisa kita nikmati jalannya, Amien.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Mudik….

image

image

image

image

image

Hanya ada di Indonesia. Ya, saat lebaran hampir semua orang pasti pulang kampung alias mudik. Kebetulan kampung halaman ku tak jauh dari Surabaya. Nganjuk, hanya 2,5 – 3 jam saja dari ibukota Jatim.
Permasalahan klasik mudik adalah macet. Kebetulan saya pulang dari Surabaya ke Nganjuk pada Sabtu malam. Dominasi kendaraan pribadi masih belum begitu terasa. Pertigaan Mengkreng/Brakan di daerah Kertosono yang terkenal macet pun tidak terasa. Tapi hal ini berbeda saat arus balik. Pertigaan Mengkreng sangat ruwet. Bahkan arus kendaraan dari Tulungagung di belokkan ke arah Pare di pertigaan Papar.
Saran saya kalo anda dari arah barat (Madiun, Jogja) mau ke Surabaya, pakailah jalur alternatif. Dari perempatan Guyangan belok ke kiri menuju Rejoso, tembus ke Lengkong, Ploso, Gedeg, Mojokerto. Dari Mojokerto bisa dipilih alternatif menuju Balongbendo atau lewat Legundi kemudian Sepanjang. Jalanan di jalur alternatif tersebut lumayan bagus, meski agak bergelombang. Hanya +/- 1 km jalan rusak parah, berlubang di daerah Lengkong.
Atau kita berharap saja pembangunan jembatan dari Nganjuk – Papar cepat selesai. Sehingga kepadatan di Mengkreng bisa diatasi. Menurut berita, kendala pembebasan lahan di daerah Papar Kediri adalah salah satu penghambat pembangunan jembatan ini. Semoga saja tahub depan saya sudah bisa.menikmati jembatan ini. Tidak lagi harus menikmati kepadatan du Mengkreng ataupun harus naik “gethek” menyeberangi derasnya sungai bila anda naik kendaraan roda dua.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Merindukan Kuliner Kampung Halaman…

Kampung halaman selalu memberi nuansa sendiri dalam hidup. Entah itu suasananya, memorinya, ataupun makanannya. Ya, terutama makanan yang paling dirindukan. Meskipun itu bukan makanan khasnya, tapi selalu terngiang di otak kita bagaimana rasanya.
Tempat kelahiran saya dan tempat saya dewasa, Nganjuk, setiap malam di kotanya setelah toko toko tutup banyak orang yang jualan nasi pecel. Setiap penjual yang berderer di sepanjang jalan pasti hampir selalu rame. Setiap penjual pasti punya pelanggan sendiri. Penjual A mungkin yang enak sambelnya, penjual B yang enak adalah peyeknya, ato karena pedesnya. Ya, itulah yang bikin ketagihan.
Kalo berada di perantauan dan merindukan kulinernya, pasti kita berusaha mencarinya. Yah meskipun rasanya gak semantab di kampung halamsn, paling tidak  sedikit menghapus kerinduan akan kuliner di kampung halaman.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Test Android….

Halo dunia. Mencoba posting via Android. Mencoba update status via Android. Ya, begitulah. Mumpung punya hp yg bagus, semua harus dimanfaatkan.

Posted in Uncategorized | Leave a comment